Senin, 30 Juni 2014

Hati-Hati Terhadap Pamer Ibadah di Jejaring Sosial



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Tema kali ini yang akan diambil adalah masalah Riya' " Berhati-Hati Dengan Pamer Ibadah di Jejaring Sosial suatu hal yang penting dilakukanMungkin dari dari sebagian anda belum mengerti apa itu Riya' itu apa.

Riya' adalah sifat suka menampilkan diri dalam beramal, agar amal tersebut dilihat orang dengan maksud ingin mendapat siimpati atau pujian.

Nah,sekarang sudah tau kan apa itu Riya'.Sekarang kita masuk inti dari pembahasan artikel ini.Yap,siapa yang tidak kenal dengan jejaring sosial facebook dan twitter ini. Dengan jejaring sosial memungkinkan penggunanya mudah berkomunikasi dengan teman mereka dengan istilah "Status" di Facebook ataupun "Tweet" di Twitter.

Tapi, Jejaring sosial juga bisa diibaratkan sebuah pisau, " jika ia digunakan oleh orang baik maka ia akan membawa kemaslahatan (kebaikan) dan jika digunakan oleh orang kurang baik maka akan membawa kemudharatan (keburukan). "
Misal perkataan Riya' :
" habis sholat magrib nih "
" sholat isya dulu deh ! "
" Menunggu adzan subuh lho ini ~ "
" Mau sholat dulu nih "
" 3 rakaat dulu aah "

Memang mereka melakukan sesuatu yang sangat benar, yaitu beribadah kepada Allah SWT,
Tapi, alangkah baiknya jika hal tersebut ditutupi sehingga mengantisipasi adanya sifat Riya' yang muncul.

Ri'ya termasuk syirik ashghar (kecil) karena seseorang yang melakukan riya' ini telah menyekutukan Allah dengan selainNya dalam urusan ibadah. Dan terkadang perbuatan ini bisa saja sampai pada derajat syirik akbar. Ibnu Qayyim Al jauziyah mengungkapkan bahwa riya' yang termasuk dalam kategori syirik ashghar ini dengan istilah riya' yang ringan. Ini menunjukkan bahwa riya yang berat dapat menyebabkan orang sampai derajat syirik akbar.

Berikut ini tentang Hukum Riya' :

Keterangan beberapa hadits:
  
"Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik paling kecil. Maka beliau ditanya tentang itu. Beliau berkata: Riya" (HR. Ahmad)
 
Hadits tersebut disitir oleh syeikh Muhammad bin Abdul Wahab (dalam kitab Tauhid) tanpa mengulas panjang lebar. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Thabrani, Ibnu Abid Dunya dan Baihaqi di dalam Az Zahdu. 

Berikut ini lafaz Ahmad: 
Yunus menceritakan kepadaku, menceritakan kepadaku Laits dari Yazid, yakni Ibnu Ilhad, dari Amru dari Mahmud bin Labid.

"Bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik yang paling kecil. Mereka bertanya: Apakah itu syirik yang paling kecil ya Rasulullah? Beliau menjawab: Riya! Allah berfirman pada hari kiyamat, ketika memberikan pahala terhadap manusia sesuai perbuatan-perbuatannya: Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang kamu pamerkan perilaku amal kamu di dunia. Maka nantikanlah apakah kamu menerima balasan dari mereka itu." 
 
Sabda beliau: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik yang paling kecil". Ini karena kasihnya Nabi Shallallahu walaihi wa sallam terhadap ummat dan belasnya kepada mereka dan memperingatkan terhadap apa yang ditakutkan yang akan merongrong ummatnya. Maka kebaikanlah bagi manusia setelah ditunjukkan oleh beliau karena waspada dan khawatir terhadap riya itu

Nabi SAW bersabda: 
"Allah tidak membangkitkan seorang pun Nabi kecuali benar adanya, menunjukkan ummatnya kepada kebaikan yang diketahuinya untuk mereka dan melarang mereka itu terhadap kejahatan yang diketahuinya."
 

Al-�alamah Ibnu Qudamah memberikan uraian tentang Riya�, Hakekat, Pembagian dan Celaannya, termasuk keterangan riya� yang menggugurkan amal dan yang tidak, obat dan cara mengobati riya� dan sebagainya. Uraiannya yang berdasar keterangan dari qur�an dan sunnah cukup jelas, dapat membuat takut orang yang terlalu beharap hingga meremehkan dan memberikan harapan kepada orang yang terlalu takut. Berikut ini saya kutipkan beberapa paragraf dari nasehat beliau yang bisa di jadikan perhatian agar kita bisa hati-hati, karena ini masalah hati. (ALS)



Ketahuilah bahwa kata riya� itu berasal dari kata ru�yah (melihat), sedangkan sum�ah(reputasi) berasal dari kata sami�a(mendengar). Orang yang riya� menginginkan agar orang-orang bisa melihat apa yang dilakukannya. 

Riya� itu ada yang tampak dan ada pula yang tersembunyi. Riya� yang tampak ialah yang dibangkitkan amal dan yang dibawanya. Yang sedikit tersembunyi dari itu adalah riya� yang tidak dibangkitkan amal, tetapi amal yang sebenarnya ditujukan bagi Allah menjadi ringan, seperti orang yang biasa tahajud setiap malam dan merasa berat melakukannya, namun kemudian dia menjadi ringan mengerjakannya tatkala ada tamu di rumahnya. Yang lebih tersembunyi lagi ialah yang tidak berpengaruh terhadap amal dan tidak membuat pelaksanaannya mudah, tetapi sekalipun begitu riya� itu tetap ada di dalam hati. Hal ini tidak bisa diketahui secara pasti kecuali lewat tanda-tanda. 


"Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak sesuai dengan perintah kami maka ia akan tertolak"
 
 
"Amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan"

Sebagian ulama mengatakan bahwa kedua hadits ini adalah timbangan bagi seluruh amalan , maka hadits tentang niat adalah timbangan bagi amalan batianiah dan hadits sebelumnya adalah timbangan bagi amalan lahiriah.
 
Astagfirullahal 'adzim.Begitu besar efek Riya' sehingga kita dapat dijerumuskan dalam kesyirikan Na'udzubillahi min dzalik
 
Semoga kita bisa terhindar dari sifat seperti itu. Amiin

Mari kita mengingatkan sesama muslim agar kita semua mendapat keridhaan-NYA.

Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh.


_ ريسكي 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar